Berita

Presiden Joko Widodo saat meresmikan Bendungan Kuwil Kawangkoan/Net

Suluh

Pak Jokowi, Utang Indonesia Sehari Sudah Nambah Rp 6 T Lho!

SENIN, 23 JANUARI 2023 | 15:04 WIB | OLEH: WIDIAN VEBRIYANTO

“KALAU negara ini ingin menjadi negara yang terus maju, makmur, adil, bermartabat maka pembangunan harus diselenggarakan tidak boleh ditunda.”

Begitu kata Menteri Keuangan Sri Mulyani saat groundbreaking pembangunan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Fase II, Minggu (22/1). Baginya, pembangunan tidak boleh ditunda demi menyukseskan tujuan menjadi negara yang maju dan bermartabat.

Sejalan dengan itu, pada pekan kemarin Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Kuwil Kawangkoan di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Bendungan ini dibangun sejak 2016 dengan kapasitas tampung 26 juta meter kubik dan luas genangan 157 hektare. Kehadiran infrastruktur ini diyakini bisa mengurangi banjir di Kota Manado dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro sebesar 2 x 0,70 MW.


Biaya pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan ini menghabiskan anggaran Rp 1,9 triliun. Anggaran tersebut terbilang besar di tengah ancaman resesi yang katanya akan terjadi pada tahun ini. Total ada sebanyak 57 bendungan baru yang akan diselesaikan Jokowi selama menjabat presiden hingga akhir 2024 nanti.

Pembangunan produktif seperti infrastruktur jalan dan bendungan memang diperlukan bagi Indonesia untuk mengerek ketertinggalan selama ini. Namun demikian, pembangunan yang terukur lebih penting. Terukur artinya pembangunan tidak saja dilihat dari sisi manfaat, melainkan juga dari sisi kemampuan negara. Jika dilihat dari sisi manfaat, maka semua pembangunan pasti akan bermanfaat dan bisa mempercepat laju Indonesia mengejar ketertinggalan.

Namun jika sudut pandang kemampuan juga ikut ditimbang, maka tidak semua pembangunan harus dilakukan dengan segera. Sebab keterbatasan anggaran menjadi kendala nyata. Sementara bergantung pada utang bukan solusi yang bijak. Apalagi, jika tidak ada perhitungan matang akan keuntungan besar usai proyek dilaksanakan, sehingga bisa untuk membayar utang.

Utang Indonesia Sudah Tembus Rp 7.733 Triliun


Pada 18 Januari lalu, Kementerian Keuangan merilis posisi utang Indonesia yang sudah tembus ke angka Rp 7.733,99 triliun pada 30 Desember 2022. Sementara rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 39,57 persen. Angka ini pasti akan dinilai masih dalam batas wajar. Sebab, Berdasarkan UU 17/2003 tentang Keuangan Negara, ditetapkan batas rasio utang pemerintah adalah  60 persen terhadap PDB.

Hanya yang perlu dicermati adalah kenaikan jumlah utang yang sebesar Rp 179,74 triliun dalam sebulan. Di mana pada November 2022 utang berada pada posisi Rp 7.554, 25 triliun. Artinya utang bertambah Rp 5,99 triliun per hari atau jika dibulatkan menjadi Rp 6 triliun per hari.

Angka yang cukup fantastis. Saking fantastisnya, penambahan utang sehari Indonesia bisa digunakan untuk membangun 3 Bendungan Kuwil Kawangkoan. Bahkan dalam sebulan, Indonesia bisa membuat stadion setaraf Jakarta International Stadium di 30 lebih provinsi tanah air.

Jokowi Harus Bijak


Rp 6 triliun sehari bukan angka yang kecil. Jokowi harus mulai berpikir keras agar dirinya tidak meninggalkan utang yang besar di penghujung masa jabatannya. Tentu tidak akan mengenakkan bagi Jokowi jika nanti dirinya dikenang sebagai presiden dengan jumlah utang terbesar di negeri ini. Parahnya lagi, generasi muda menanggap Jokowi sebagai presiden yang salah urus dalam mengelola negeri sehingga meninggalkan beban besar bagi generasi penerus.

Langkah bijak harus segera diambil Jokowi. Pembangunan infrastruktur perlu dikaji kembali. Jangan terlalu ambisius dan harus terukur. Kereta cepat dan Ibukota Negara (IKN) adalah dua proyek besar yang perlu dikaji ulang. Setidaknya ada dua pertanyaan yang perlu dijawab. Pertama, apakah kereta cepat dan IKN memang dibutuhkan dan mendesak bagi bangsa ini. Kedua, apakah dana yang digunakan nanti tidak membebani generasi penerus. Sebab jika kembali bertumpu pada utang, maka hal tersebut sama saja memasukkan Indonesia ke dalam lubang jerat utang.

Selain itu, Jokowi juga harus mengevaluasi menteri yang membantunya mengurus keuangan negeri ini. Apakah benar pengurus keuangan dengan predikat terbaik dunia tersebut memang memiliki kemampuan luar biasa dalam mengelola keuangan. Indikasi pandai mengelola keuangan juga harus didefinisikan dengan baik oleh Jokowi. Jangan sampai pandai mengelola itu hanya karena sang pengurus pandai dalam mencari pinjaman internasional. Jika hanya cari utangan, Jokowi tidak perlu capek mencari yang terbaik. Sebab semua orang pada dasarnya pintar mencari utang. Yang sulit adalah mencari orang yang pandai melunasi utang.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya